Suatu hari, Bedu sedang bercengkrama dengan sahabatnya sedari kecil, Udin. Bedu mencoba meluapkan apa yang ada di benaknya saat itu kepada teman sejawatnya itu.
"Hidup kok gini-gini amat ya Din? Gue berangkat kerja dari matahari belum nongol sampe bulan udah nongol, tapi gaji nggak seberapa. Kok gue ngerasa kayak diperbudak penjajah gini ya?", ucap Bedu sambil membolak-balik tai ayam yang berada tepat di hadapannya.
"Udah Du, syukurin aja, di luar sana masih banyak orang yang nyoba ngelamar kerjaan kesana-kemari tapi belum dapet-dapet kerjaan juga. Lo harusnya bersyukur masih punya penghasilan tetap, masih bisa makan teratur, masih punya tempat tinggal yang layak. Di luar sana masih banyak orang yang bahkan dalam sehari pun belum tentu bisa makan dan nggak tau mesti berteduh dimana pas hujan", ucap Udin berusaha menenangkan Bedu sembari menghitung jumlah kutu yang ada di rambutnya.
Alih-alih mendengarkan petuah sahabatnya tersebut, Bedu tetap tidak mensyukuri apa yang ia miliki. Ia merasa dengan semua kerja keras yang ia lakukan, ia layak mendapatkan hasil yang lebih. Merasa tidak dihargai dengan semestinya, akhirnya lambat laun kualitas kerja Bedu menurun. Singkatnya, sampai suatu hari terdapat pengurangan jumlah karyawan, ia diPHK karena di mata atasannya, kinerja Bedu tidak layak untuk dipertahankan.
Semenjak menjadi pengangguran, Bedu baru menyadari bahwa apa yang selama ini ia miliki lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Sekarang, jangankan untuk memenuhi gaya hidup, untuk makan pun ia bingung karena lamaran pekerjaan yang ia ajukan ke berbagai perusahaan tak kunjung mendapatkan respon. Sejak saat itu, ia mulai mensyukuri apa pun yang telah dimilikinya. Bedu mulai sadar bahwa selama ini ia lebih suka mengeluhkan hal-hal yang jauh lebih kecil dibandingkan hal-hal yang pantas untuk disyukuri. Dia mengeluhkan tentang beratnya pekerjaan yang ia hadapi, sedangkan di luar sana masih banyak orang yang hanya sekedar ingin mendapatkan pekerjaan.
Dari ilustrasi cerita di atas, hikmah yang bisa kita ambil adalah kita harus lebih banyak bersyukur. Saat lelah menghadapi pekerjaan, ingatlah betapa lelahnya saat kita mencari kerja. Saat kita mengeluh karena gaji kita kecil sehingga tidak cukup untuk memenuhi gaya hidup kita, ingatlah di luar sana masih banyak orang yang bahkan untuk kebutuhan hidupnya pun sulit untuk terpenuhi. Selain itu, saat kita diberikan kesehatan, syukurilah kesehatan itu dengan melakukan rutinitas-rutinitas yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, bukan malah menyia-nyiakannya. Semoga cerita ini menginspirasi. Jangan lupa bersyukur!
Salam super!!!
BalasHapushttps://youtu.be/P0o-o6Ea54s
BalasHapusBantu sub