Sore ini gemericik hujan jatuh dengan begitu indahnya. Sambil menyeruput secangkir kopi saya mencoba membongkar isi hardisk saya dan tidak sengaja menemukan sebuah folder lawas berisi foto saat saya bersama teman-teman sekampus saya melakukan study excursion ke Bali. Saya berusaha untuk mengingat cerita di balik masing-masing foto yang ada dengan sebaik mungkin. Berikut ceritanya.
Perjalanan panjang menyenangkan itu dimulai dari Bandara Cilik Riwut, Palangka Raya pada tanggal 20 Februari 2013. Saya bersama teman-teman seangkatan yang lainnya berangkat ke Surabaya sekitar pukul 12 siang dengan menumpang salah satu maskapai swasta yang dianggap sering delay. Sekitar pukul 1 siang kami tiba di Bandara Internasional Juanda, Surabaya.
Inilah wajah penulis bersama teman-teman satu kelompoknya saat baru tiba di Bandara Juanda, Surabaya
|
Setelah tiba di Surabaya, rombongan kami langsung melanjutkan perjalanan ke pusat kerajinan kulit Tanggul Angin yang berada di Sidoarjo. Di sana kita bisa berbelanja beraneka ragam kerajinan tangan yang terbuat dari kulit, seperti tas, sepatu, ikat pinggang, dan lain sebagainya. Harga yang ditawarkan pun relatif murah dibandingkan dengan harga barang serupa yang dijual di Kalimantan, Palangka Raya khususnya.
Setelah puas berbelanja berbagai macam kerajinan kulit, rombongan singgah di Tanggul Lumpur Lapindo sebelum melanjutkan perjalanan menuju Bali.
Penulis saat berfoto di Tanggul Lumpur Lapindo |
Saat petang menyambut, kami melanjutkan perjalanan menuju Bali dengan menggunakan bis yang cukup nyaman. Saat di Situbondo, kami disuguhi pemandangan malam PLTU Paiton yang begitu indah. Karena bis melaju dengan begitu kencang, kami pun tidak bisa mengambil momen itu melalui kamera yang kami miliki. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari gambarnya di Google agar pembaca tidak penasaran dengan keindahan suasana malam itu.
PLTU Paiton pada malam hari
pic taken from [here]
|
Suasana di dalam bis malam itu beraneka ragam, ada yang tertidur lelap, ada yang mabuk darat, ada yang makan, ada juga yang nyanyi-nyanyi nggak jelas. Berikut ini gambar-gambarnya:
Sekitar pukul 12 malam, akhirnya rombongan tiba di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi untuk menyeberang menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk menyeberang dari Ketapang menuju Gilimanuk dengan menggunakan kapal feri. Sekitar pukul 03.30 dini hari Waktu Indonesia Tengah, rombongan tiba di Pelabuhan Gilimanuk.
Penulis saat berada di atas kapal feri |
Menjelang pagi, rombongan tiba di Soka Indah, sebuah restoran dan juga resort pinggir pantai yang terletak di Jalan Raya Denpasar - Gilimanuk. Di sana, beberapa orang memutuskan untuk mandi dan beberapa lainnya tidak mandi dengan alasan 'dingin'. Di sana pula lah rombongan sarapan pagi disertai gemericik hujan yang begitu indah di pulau itu.
Pemandangan Soka Indah |
Karena hujan yang tak kunjung reda, akhirnya rombongan memutuskan untuk mengubah rencana, saat itu juga rombongan memutuskan untuk menuju pusat oleh-oleh yang sangat terkenal di Bali, yaitu Joger. Joger yang kami kunjungi adalah Joger yang berada di Jalan Raya Denpasar - Bedugul. Ada banyak hal unik yang dijual di sana, seperti sandal berukuran raksasa maupun baju ataupun sandal dengan tulisan-tulisan 'nyeleneh'.
Teman Joger
pic taken from [here]
|
Tak puas berburu oleh-oleh di Joger, rombongan juga singgah di Cening Bagus. Cening Bagus adalah pusat oleh-oleh khas Bali yang menjual berbagai oleh-oleh seperti dodol Bali, kacang Bali, dan juga berbagai macam kerajinan tangan. Cening Bagus berada di Jalan Raya Batu Bulan, Denpasar.
Cening Bagus
pic taken from [here]
|
Sore harinya, sekitar pukul 3, rombongan berkunjung ke Bali Culture Center (BCC). Sesuai dengan namanya yang berarti pusat kebudayaan Bali, di sana kita bisa menyaksikan berbagai tarian Bali disertai dengan penjelasan tentang asal-muasal maupun makna tarian-tarian tersebut. Di sana kita juga bisa melihat berbagai patung ataupun bangunan berarsitektur khas Bali. Saat itu kami disambut dengan tarian Sekat Jagat yang berarti tarian selamat datang, kemudian dilanjutkan dengan tarian Cendrawasih, tari Topeng, tari Barong, dan juga joged Bumbung.
Tari Barong |
Saat penulis ikut menari |
Menjelang Maghrib, rombongan berangkat menuju Pantai Sanur. Pantai Sanur adalah pantai yang terletak di sebelah timur, anda akan menemukan tempat yang namanya 'Matahari Terbit' yang dipercaya sebagai tempat terbaik untuk melihat 'sunrise'.
Penulis saat berada di salah satu sisi Pantai Sanur |
Setelah itu, rombongan bergegas menuju Monumen Braja Sandhi. Braja Sandhi merupakan monumen simbol perjuangan rakyat Bali. Monumen itu disebut Bajra Sandhi karena bentuk menyerupai Bajra atau Genta, atau bell yang digunakan umat Hindu saat membaca Weda pada upacara keagamaan.
Teman-teman penulis saat berada di Monumen Braja Sandhi |
Keesoka paginya, rombongan bertolak ke Tanjung Benoa. Di sana ada banyak pilihan water sport yang bisa dinikmati seperti banana boat, flying fox maupun sea walker. Berhubung saat itu saya berangkat ke sana dengan uang pas-pasan, akhirnya saya pun memilih untuk menyeberang ke pulau penyu.
Setelah puas menikmati Tanjung Benoa, rombongan pun menuju pantai yang sangat terkenal di Bali, yaitu Pantai Kuta. Di sana saya mati-matian berusaha membuang rasa malu agar dapat berkenalan dengan cewek asal Inggris dan Prancis hahahahahaha. Dan kebetulan juga, di sana saya bertemu Posan, seorang drummer salah satu band terkenal di negeri ini.
Pantai Kuta |
Pada rebutan foto sama Posan hahahahaha |
Sekian dulu yang bisa saya ceritakan, walaupun sebenarnya ceritanya nggak berhenti sampai di sini. Namun karena faktor ingatan dan hilangnya beberapa foto, akhirnya saya hentikan sampai di sini ceritanya. Maklum, kejadian ini terjadi lebih dari 4 tahun yang lalu hehehehehe. Btw, terima kasih sudah membaca postingan random ini. :)
kangen masa kuliah liat foto foto kam bud.....
BalasHapusiya cik, ada gunanya jua punya blog, bisa buat menyimpan dan memamerkan perjalanan hidup kita
Hapus